Kamis, 04 Agustus 2011

10 Mata Uang Terlemah di Dunia

Rupiah dimasukkan ke dalam kelompok sepuluh mata uang terlemah di dunia. Hal tersebut diakibatkan oleh karena fluktuasi rupiah dengan volatilitas besar yang dilakukan oleh banyak spekulan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Currency Managemen Group (CMG) Farial Anwar, saat workshop wartawan ekonomi dan moneter tentang Instrumen Moneter BI & Pasar Valuta Asing, di Bandung, Jawa Barat, Jumat (5/12/2008).

Dia menyebutkan, dari 10 mata uang terlemah di dunia tersebut, rupiah berada di peringkat enam setelah Vietnam dan Saubomi. Adapun peringkat pertama di tempati oleh Zimbabwe, diikuti oleh Somalia dan Turkmenistan.

Farial menjelaskan, buruknya mata uang rupiah akibat volatilitas sangat besar, yang saat ini turun tajam dibanding mata uang lain.

Pada Desember 2007 dibanding Desember 2008, nilai tukar rupiah turun 28 persen dari level Rp9.000 menjadi Rp12.000 per dolar Amerika.

"Berbeda dengan mata uang Thailand Bath, pada Desember 2007 dibanding Desember 2008 hanya turun lima persen dari 33,69 Bath menjadi 35,55 Bath per USD," ucapnya.

Buruknya predikat rupiah tersebut, saat ini, diakui oleh Kepala Biro Kebijakan Moneter BI Hendar. Kendati demikian, dia menekankan pada tahun-tahun sebelumnya, rupiah juga pernah mendapatkan predikat sebagai mata uang terbaik.

Farial menambahkan, ada beberapa alasan rupiah sangat mudah bergejolak terhadap dolar Amerika, seperti rezim devisa bebas, sistem nilai tukar mengambang bebas, pinjaman valas, dan ketergantungan terhadap dolar Amerika yang besar.

Selain itu, Farial juga mengungkapkan, penempatan dana asing di SBI juga menjadi salah satu faktor pelemahan rupiah. Untuk itu, langkah antisipasi terhadap pelemahan rupiah yang terjadi, semua transaksi derivatif yang dilakukan oleh perusahaan harus ada underlying transaction-nya.

Namun, dengan adanya pembatasan pembelian dolar yang tidak ada underlying transaction maksimal USD100 ribu per bulan, kebijakan ini berpengaruh kepada berkurangnya spekulasi dolar.

"Kenapa kok asing dibiarkan masuk SBI, padahal SBI kan untuk mengelola moneter dalam negeri, apalagi kita juga harus bayar bunga kepada asing, lebih baik kan untuk masyarakat," tandasnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites